Louis Tomlinson - One Direction -->

Kamis, 09 Agustus 2012

Menyontek di Kalangan Siswa dan Bahayanya

            Menyontek sudah mendarah daging pada diri siswa. Trik-trik cerdik yang diciptakan para anak-anak bangsa telah dilakukan turun-temurun bahkan dijadikan sebagai tradisi. Ide-ide baru demi “usaha” mereka pun semakin banyak bermunculan. Tentu saja hal ini membuat para guru atau fasilitator resah.
Sudah dimaklumi bahwa orientasi belajar siswa-siswi di sekolah hanya untuk mendapatkan nilai tinggi dan lulus ujian, lebih banyak kemampuan kognitif dari afektif dan psikomotor, inilah yang membuat mereka mengambil jalan pintas, tidak jujur dalam ujian atau melakukan praktek menyontek.
Proses belajar yang orientasinya hanya untuk mendapatkan nilai menurut Megawangi (2005), biasanya hanya melibatkan aspek kognitif (hafalan dan drilling), dan tidak melibatkan aspek afektif, emosi, sosial, dan spiritual. Memang sulit untuk mengukur aspek-aspek tersebut, sehingga bentuk soal-soal pasti hafalan atau pilihan berganda (kognitif). Pelajaran Agama, PKn, dan musik yang seharusnya melibatkan aspek afektif, ternyata juga di "kognitifkan" (hafalan) sehingga tidak ada proses refleksi dan apresiasi.
Menghafal buku teks (yang memang diwajibkan untuk bisa menjawab soal ujian), adalah skill yang paling tidak penting bagi manusia . Mereka hanya dididik menjadi robot; tidak ada inisiatif, dan pasif. Manusia ini biasanya tidak dapat berpikir kritis, dan tidak dapat menganalisis permasalahan, apalagi mencari solusinya, sehingga mudah dipengaruhi dan diprovokasi untuk melakukan hal-hal yang negatif. (Megawangi, 2005).


            Akibat menyontek, kreativitas siswa menjadi terhambat. Padahal, kreativitas sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Kreativitas para siswa yang tinggi, bisa membangun jati diri mereka sendiri bahkan mengharumkan nama bangsa dan Negara. Tanpa kreativitas, membangun Negara yang cerdas adalah mustahil.
            Kemandirian siswa juga diperlukan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Jika para siswa masih belum menyadari kebiasaannya untuk tidak menyontek, mungkin akan sulit untuk mengubahnya. Sehingga hanya bergantung pada orang lain ataupun alat-alat yang berperan dalam aktivitas menyontek.
            Tentu saja kecerdasaan otak siswa tidak berkembang. Otak perlu diasah agar dapat bekerja dengan baik. Menyontek tidak ada manfaat apa-apa untuk kecerdasan otak. Tanpa menyontek, kita bisa melatih dan mengasah otak dengan hal-hal yang berguna.

Menurut Poedjinoegroho (2006), dampak yang timbul dari praktek menyontek yang secara terus menerus dilakukan akan mengakibatkan ketidakjujuran. Jika tidak dihilangkan, niscaya akan muncul malapetaka: peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat koruptor.


            Jika masalah menyontek ini masih dianggap sepele oleh semua orang, tidak ada respon dan tanggapan dari guru, kepala sekolah, pengawas, dinas pendidkan para pakar pendidikan dan pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, penulis pesimis dunia pendidikan tidak akan maju dan mungkin orang-orang yang tidak jujur akan bekerja disemua sektor kehidupan.

Karena adanya kesempatan, aktivitas menyontek menjadi leluasa untuk dilakukan. Pengawasan guru yang renggang menjadi lebih mudah dalam melakukan “usaha” mereka. Siswa memiliki motto sendiri :”Posisi menentukan prestasi”. Tempat duduk yang kurang diawasi adalah kesempatan yang diinginkan oleh siswa. Sehingga menyontek pun dengan mudah dilakukan tanpa adanya resiko.


Menyontek dapat dihilangkan dengan kesadaran siswa sendiri. Dengan memandang ke depan dan memikirkan resiko apa yang akan mereka dapat. Nasihat-nasihat dari guru atau fasilitator perlu diberikan kepada murid-muridnya. Kakak-kakak kelas yang menjadi panutan pun harus menyadari resiko dari menyontek.


            Berkreasi akan menyenangkan apabila dilakukan secara mandiri dan atas pemikiran kita sendiri. Dengan tidak menyontek, kita bisa mengukur seberapa kemampuan yang dimiliki, sehingga bisa ditingkatkan melalui proses yang mungkin tidak mudah. Usaha melalui proses yang kita lakukan pasti akan membuahkan hasil yang membanggakan dari pada usaha instan yang dilakukan tanpa adanya proses dari diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Carrot mobile casino