Louis Tomlinson - One Direction -->

Minggu, 12 Agustus 2012

SeJarah Permainan Sepak Bola


Awal mula munculnya sepak bola cukup membingungkan. Beberapa dokumen mengatakan sepak bola berasal dari masa Romawi, namun ada juga yang menyatakan bahwa sepak bola berasal dari daratan Cina. FIFA sendiri sebagai badan sepak bola dunia menyatakan bahwa sepak bola berawal dari permainan yang dilakukan oleh masyarakat Cina pada abad ke-2 hingga ke-3 sebelum Masehi. Olah raga ini dikenal dengan nama “cuju“. Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Sepak bola modern ini mulai dimainkan pada pertengahan abad ke-19 di sekolah-sekolah di daerah Inggris Raya. Pada tahun 1857 beridiri klub sepak bola pertama di dunia, dengan nama Sheffield Football Club. Klub sepak bola ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah yang memainkan permainan sepak bola. Pada saat yang sama, tepatnya tahun 1863, berdiri badan asosiasi sepak bola di Inggris, dengan nama Football Association (FA). Pada saat itu badan inilah yang mengeluarkan peraturan dasar permainan sepak bola, sehingga sepak bola menjadi lebih terorganisir.

Pada tahun 1886 terbentuk badan yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern di dunia, dengan nama International Football Association Board (IFAB). IFAB terbentuk setelah adanya pertemuan antara FA dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di Manchester, Inggris. Hingga saat ini IFAB adalah badan yang mengeluarkan berbagai peraturan pada permainan sepak bola, mulai dari peraturan dasar hingga peraturan yang menyangkutteknik permainan serta perpindahan pemain. Tidak adanya badan yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan sepak bola secara global. Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football Association (FIFA). Meskipun tebentuk di Perancis, namun kantor pusat dari FIFA terdapat di Zurich, Swiss. Sedangkan presiden pertama FIFA adalah Robert Guérin.
Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan sepak bola yang pesat di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Banyak orang menyangka sepak bola lahir di Inggris. Ternyata sepak bola yang dimaksud itu sepak bola modern, namun sebelum itu termyata sepak bola telah ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu di berbagai pelosok dunia dalam bentuk yang berbeda-beda. Bola pernah ditemukan bukti-buktinya sebagai permainan para prajurit China sekitar abad ke 2 - 3 zaman pemerintahan Dinasty Han. Belakangan ditemukan juga bukti keberadaan sepak bola di Kyoto, Jepang. Di Indonesia, sepak bola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda, perkembangannya pun menjadikan sepak bola menjadi sebuah kelompok bergengsi pada saat itu.
Kelahiran sepak bola modern memang lahir dari Inggris. Keberadaannya pun digunakan sebagai olah raga "perang". Saat itu ada semacam kepentingan pelampiasan antara Inggris dan Scotland. Satu bola diperebutkan dua kampung. Permainannya pun cenderung kasar dan brutal. Gak heran kalau akhirnya banyak makan korban. Ada kisah yang menyeramkan pula. Bahwa sepak bola kuno di timur Inggris bukan menggunakan bola, melainkan kepala musuh prajurit perang lawan. Dengan cara dan pola permainan seperti itu, maka sepak bola akhirnya dilarang oleh pemerintahan Inggris. King Edward III tahun 1331 mengeluarkan aturan untuk menghentikan permainan brutal ini. Sementara di Scotland, King James 1 pada tahun 1424 memproklamirkan kepada semua pria untuk tidak main bola - "That na man play at the Fute-ball". Begitu pun seterusnya.
Sayangnya, sepak bola sudah sangat populer hingga tidak ada yang bisa menghentikan permainan ini di masyarakat. Pada tahun 1815 sebuah kampus ternama di Inggris, Eton College mencoba membuat aturan permainan sepak bola. Aturan ini berkembang dan diterapkan di banyak perguruan tinggi, dimodifikasi hingga dikenal dengan nama Cambridge Rules tahun 1848. Namun pada perkembangannya pun aturan ini terpilah menjadi dua aturan besar, yaitu aturan Rugby School dan aturan Cambridge. Yang membedakannya saat itu adalah bola yang boleh dipegang dan dibawa berlari.
Pada tanggal 26 October 1863, sebelas klub dan sekolah London mengirimkan perwakilannya untuk sebuah pertemuan di Freemanson's Tavern untuk mengkukuhkan satu peraturan mendasar untuk aturan permainan yang akan mereka mainkan. Dari pertemuan ini lah lahir The Football Association. Kekuatan kelompok ini makin solid hingga membuat gerah penggemar Rugby. Pada tanggal 8 Desember 1863 para rugger (sebutan untuk rugby) memutuskan untuk berpisah. Kini ada Rugby School dan The Football Association. Pada tahun 1869, para anggota The Football Association (sering disebut Asscociation) mulai mengkukuhkan larangan memegang bola saat bermain. Ini adalah awal aturan hands-ball. Charles Wreford Brown adalah pemainrugger handal, rugger adalah sebutan rugby muncul dari istilah slang mahasiswa di Oxford yang gemar memendekkan sebutan lalu diberi imbuhan di akhir "er" - rug + er = rugger. Suatu ketika Charles ditawarkan apakan dirinya ingin bermain rugger? Namun dirinya menolak dengan menyebukan bahwa dirinya lebih suka SOCCER (slang dari kata AsSOCiation). Sejak itulah sebutan soccer mulai sering dipakai.
Tahun 1888, William McGregor - pengurus klub Aston Villa mendekati 12 klub soccer yang ada untuk melakukan tanding rutin yang kemudian diberi nama English Football League. Kedua belas klub itu adalah :
- Accrington (Old Reds)
- Aston Villa
- Blackburn Rovers
- Bolton Wanderers
- Burnley
- Derby County
- Everton
- Notts County
- Preston North End
- Stoke City
- West Bromwich Albion
- Wolverhampton Wanderers
Kick-off pertama kalinya liga ini dimulai tanggal 8 September 1888. Sejak itu, saya baru menyadari bahwa FOOTBALL adalah sebutan resmi, sementara SOCCER digunakan sebagai sebutan in-formal.

Jumat, 10 Agustus 2012

Istilah-istilah dalam Dunia Internet

Hyperlink adalah bagian dari webpage yang menghubungkan user ke file lain, menyediakan seamless link (hubungan) ke file-file pada komputer lain.

SPAM adalah unsolicitied email (email yang tidak diminta), merupakan email yang datang dari seseorang yang tidak kita ketahui yang dikirim ke banyak orang, secara berkala, yang isinya berupa sebuah pemberitahuan atau ajakan.

Carder adalah pemegang kartu kredit yang digunakan secara ilegal dengan maksud untuk melakukan berbagai kegiatan yang salah.

Domain adalah pengelompokan/pembagian dari penamaan untuk masing-masing arti atau tujuan, misalnya untuk komersial, organisasi, sekolah, dll.

Website/situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).

Gopher adalah aplikasi yang digunakan untuk mencari informasi yang ada di internet, hanya sebatas teks saja.

Attachment adalah fasilitas yang disediakan pada suatu website atau email untuk dapat mengirimkan dokumen baik berupa gambar, data, musik, dan dokumen lainnya yang selanjutnya akan diupload ke internet.

Download adalah mengambil data atau file dari komputer server.
Upload adalah mengirim data atau file ke komputer server.

Web page (halaman web) adalah sekelompok data yang tampil di World Wide Web, informasi dapat dimunculkan dengan menyebutkan alamatnya yang dikenal dengan istilah URL (Uniform Resource Locator).

Cyber Crime adalah tindak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer sebagai alat kejahatan utama.

Hacker adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempelajari, menganalisa, dan selanjutnya bila menginginkan bisa membuat, memodifikasi, atau bahkan mengeksploitasi sistem yang terdapat di sebuah perangkat komputer.

Sign in/Sign Out : untuk mengakses/keluar dari halaman tertentu dalam suatu domain jaringan.
Log in/Log Out : untuk mengakses penuh keseluruhan halaman suatu domain jaringan.

Portal adlah integrasi dari internet dan sistem informasi eksekutif menjadi solusi yang efektif dan efisien sehingga dapat menjembatani berbagai sistem berbeda, format aplikasi yang tidak sama.

Host adalah komputer dengan antar muka jaringan yang dikonfigurasi TCP/IP.

Web Browser adalah suatu program yang digunakan untuk menjelajahi dunia internet atau untuk mencari informasi tentang suatu halaman web yang tersimpan di komputer.

Cracker adalah sebutan untuk orang yang mencari kelemahan sistem dan memasukinya untuk kepentingan pribadi dan mencari keuntungan dari sistem yang dimasuki seperti : pencurian data, penghapusan, dll.

Downstream adalah kecepatan aliran data dari komputer lain ke komputer lokal melalui sebuah network.

Account adalah username dan password yang diperlukan untuk dapat mengakses fasilitas internet dan yang lainnya.

ICP digunakan untuk pertukaran data tentang suatu URL dengan cache-cache lainnya.

Intermedia adalah beberapa media-media yang dapat dioperasikan bersamaan dengan pengguna lain secara langsung di dalam sebuah website.

Spider adalah aplikasi yang mengindex, mengambil data sebuah web, membawa dan menyimpannya di database pusat.

Domain Name adalah Nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server atau email server dijaringan komputer ataupun internet.

Sosiologi

BAB 1 SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN  KEPRIBADIAN
A.             Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai dengan peranan yang dijalankan. Sebagai salah satu proses yang dipelajari dalam sosiologi terdapat beberapa definisi mengenai sosisalisasi menurut para ahli, yaitu :
1.     Peter L. Beger
Sosisalisasi adalah proses di mana seorang anak belajar menjadi seseorang yang berpartisipasi dalam masyarakat.
2.     Robert  M.Z. Lawang
Sosialisasi adalah proses mempelajari nilai, norma, peran, dan persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan seseorang dapat berpartisispasi secara efektif dalam kehidupan social.
3.     Horton dan Hunt
Suatu proses yang terjadi ketika seorang individu menghayati nilai-nilai dan norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga terbentuklah kepribadiannya. Dalam proses sosialisasi terjadi paling tidak tiga proses, yaitu :
a.     Belajar nilai dan norma (sosialisasi)
b.     Menjadikan nilai dan norma yang dipelajari tersebut sebagai milik diri (internalisasi), dan
c.      Membiasakan tindakandan peerilaku sesuai dengan nlai dan norma yang telah menjadi miliknya (enkulturasi).
Jadi, sosialisasi adalah proses belajar individu mengenai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dimana individ tersebut tinggal. Tujuan dari sosialisasi adalah melalui sosialisasi seseorang memperoleh nilai, norma, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan guna melaksanakan peranan yang dijalankan.

B.             Macam-Macam Sosialisasi
1.     Berdasarkan Berlangsungnya
a.     Sosialisasi yang sengaja/disadari
Sosialisasi ini dilakukan secara sadar/disengaja, misalnya melalui pendidikan, pengajaran, indoktrinasi, dakawah, pemberian petunjuk, nasihat, dan sebagainya.
b.     Sosialisasi yang tidak disadari/tidak disengaja
Sosialisasi ini adalah perilaku/sikap sehari-hari yang dilihat/dicontoh oleh pihak lain. Contohnya adalah perilaku sikap seorang ayah ditiru oleh anak laki-lakinya dan sikap seorang ibu ditiru oleh anak perempuannya.
2.     Menurut Status Pihk yang Terlibat
a.     Sosialisasi equaliter
Adalah sosialisasi yang berlangsung di antara orang-orang yang kedudukan atau statusnya relative sama, misalnya diantara teman, sesama murid, dan lain-lain.
b.     Sosialisasi otoriter
Adalah sosialisasi yang berlangsung diantara pihak-pihak yang status/kedudukannya berbeda, misalnya berlangsung antara orang tua dengan anak, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan pengikut, dan lain-lain.
3.     Menurut Tahapnya
a.     Sosialisasi primer
Adalah sosialisasi yang dialami pertama kali oleh seorang individu.
b.     Sosialisasi sekunder
Adalah sosialisasi yang terjadi di luar lingkungan keluarga.
4.     Berdasarkan Caranya
a.     Sosialisasi represif
Adalah sosialisasi dalam keluarga dimana orang tua tidak memperhatikan pendapat dan partisipasi dari anak. Beberapa hal yang menjadi perhatian :
1)    Penggunaan hukuman,
2)    Memakai materi dalam hukuman dan imbalan,
3)    Kepatuhan anak pada orang tua,
4)    Komunikasi satu arah (perintah),
5)    Bersifat non verbal,
6)    Orang tua sebagai pusat sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting, dan
7)    Keluarga menjadi significant others.
b.     Sosialisasi partisipatoris
Adalah sosialisasi yang terjadi dalam keluarga dimana partisipasi anak diperhatikan secara penuh dan orang tua mempertimbangkan kemauan anak. Cirri-cirinya :
1)    Individu diberi imbalan jika berkelakuan baik,
2)    Hukuman dan imblan bersifat simbolik,
3)    Anak diberi kebebasan,
4)    Penekanan pada interaksi,
5)    Komunikasi terjadi secara lisan/verbal,
6)    Anak pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting, dan
7)    Keluarga menjadi generalized others.

C.             Tahap-Tahap Sosialisasi
George Herbert Mead membagi sosialisasi menjadi beberapa tahapan :
1.     Masa Anak-Anak (Tahap Persiapan)
a.     Preparatory stage
Pada masa ini, seorang individu mulai mempersiapkan dirinya untuk belajar sesuatu, seperti belajar makan, berbicara, mkan, mengenal lingkungna keluarga, dan sebagainya.
b.     Play stage
Pada masa ini, anak-anak juga mulai mengenal lingkungan lebih luas yaitu teman sepermainan. Si anak juga sudah mulai mengenal teknik bermain peran atau meniru seperti bermain perang-perangan, polisi-polisian, dokter-dokteran dan sebagainya.
2.     Masa Remaja (Game Stage)
Masa remaja merupakan tahapan lanjutan dimana seorang individu sudah mulai mengidentifikasikan diri dengan idolanya. Pada masa ini, remaja dianggap masih dalam pencarian jati diri sehingga sangat rentan terhadap pengaruh dari luar.
3.     Masa Dewasa (Generalized Other)
Masa ini dikenal juga sebagai tahapan penerimaan norma pada masa ini, seorang individu sudah mulai mantap dimana seorang individu  mulai menyesuaikan diri dengan pola social budaya masyarakat.

D.             Agen-Agen Sosialisasi atau Media Sosialisasi
Jacobs dan Fuller (1973) mengidentifikasi emapt agen sosialisasi :
1.     Keluarga
Media awal dari seorang individu adalah keluarga. Pihak yang terlibat dalam media ini adalah :
a.     Pada keluarga inti, misalnya ayah dan ibu saudara kandung.
b.     Pada keluarga luas, misalnya nenek, kakek, paman, dan bibi.
c.      Pada masyarakat menengah perkotaan sejalan dengan meningkatnya partisispasi kerja perempuan, misalnya baby sitter, pembantu rumah tangga, petugas pada penitipan anak, guru pada play group, dan sebagainya.
2.     Kelompok Pertemanan (Peer Group)
Dalam lingkungan kelompok bermain, seorang anak belajar berinteraksi dengan orang-orang yang sederajat karena sebaya. Mempelajari tentang keadilan, persahabatan, dan kesetiakawanan.
          Melalui lingkungan sepermainan, seseorang mempelajari nilai-nilai dan norma-norma dan interaksinya dengan orang-orang lain yang bukan anggota keluarganya. Di sinilah seseorang belajar mengenai berbagai keterampilan social, seperti kerja sama, mengelola konflik, jiwa social, kerelaan untuk berkorban, solidaritas, kemampuan untuk mengalah, dan keadilan.
          Peran positif kelompok sepermainan adalah :
a.     Memberikan rasa aman dan rasa yang dianggap penting dalam kelompok yang berguna bagi pengembangan jiwa.
b.     Menumbuhkan dengan baik kemandirian dan kedewasaan tempat yang baik untuk mencurahkan berbagai perasaan, misalnya kecewa, takut, kawatir, suka ria, dan sebagainya, termasuk cinta.
c.      Merupakan tempat yang baik untuk mengembangkan keterampilan social, misalnya kemampuan memimpin, menyamakan persepsi, mengelola konflik, dan sebagainya
3.     Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah, guru mempunyai peranan besar dan dominan untuk memberikan pengaruh dan membentuk pola perilaku anak.
Fungsi sekolah sebagai media sosialisasi antara lain :
a.     Mengenali dan mengembangkan karakteristik diri (bakat, minat, dan kemampuan) melestarikan kebudayaan.
b.     Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan berbicara dan pengembangan kemampuan berpikir kritis, analistis, rasional, dan objektif.
c.      Memperkaya kehidupan dengan cakrawala intelektual serta cita rasa keindahan.
d.     Mengembangkan kemampuan menyesuaikan diri dan kemandirian.
e.      Membelajarkan tentang hidup sehat, prestasi, universalisme, spesifisitas, dan sebagainya.
4.     Lingkungan Kerja
Dalam lingkungan ini, individu mampu membentuk kepribadiannya sesuai dengan lingkungan tempat di mana ia bekerja. Seseorang belajar tentang nilai, norma, dan cara hidup.
5.     Media Massa
Dalam media ini, seseorang dapat terpengaruh hal-hal yang baik maupun buruk. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar waktu anak-anak dan remaja dihabiskan untuk menonton televisi, bermain game online dan berkomunikasi melalui internet, seperti yahoo messenger, google talk, friendster, facebook, dan sebagainya. Diakui oleh banyak pihak bahwa media massa telah berperan dalam proses homogenisasi, bahwa akhirnya masyarakat dari berbagai belahan dunia memiliki struktur dan kecendrungan cara hidup yang sama.

E.             KEPRIBADIAN
Sosialisasi dan kepribadian adalah proses social yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
1.     Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi dari factor biologis, sosiologis, dan psikologis yang mendasari perilaku individu. Unsure-unsurnya adalah :
a.     Pengetahuan
Pengetahuan merupakan unsur yang mengisi akal-pikiran seseorang yag sadar, merupakan hasil dari pengalaman indranya atau reseptor organismanya.
b.     Perasaan
Alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam paerasaan, yaitu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai positif atau negative.
c.      Dorongan naruli (drive)
Naluri merupakan perasaan dalam diri individu yang bukan ditimbulkan oleh pengaruh pengetahuannya, melainkan sudah terkandung dalam organism atau gennya.
2.     Faktor Pembentuk Kepribadian
a.     Factor pembawaan/warisan bilogis (keturunan atau warisan)
Warisan biologis merupakan factor keturunan yang berpengaruh terhadap perilaku kompulsif, kemudahan dalam pergaulan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat. Contoh kepribadian yang diwariskan adalah bakat, sifat, minat, dan IQ.
b.     Factor lingkungnan fisik
perbedaan topografi , iklim, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan alam. Misalnya seseorang yang hidup dalam lingkungan alam yang keras tentu akan mempunyai kepribadian yang liar karena mereka harus berjuang melawan lingkungan alam yang keras dalam mempertahankan hidupnya.
c.      Factor kelompok
Factor kelompok seperti factor sepermainan dapat memengaruhi perkembangan kepribadiannya, baik kepribadian yang positif maupun negative.
d.     Factor kebudayaan khusus
Setiap daerah mempunyai kebudayaan khusus yang khas, misalnya saja masyarakat desa, suku bangsa A, berbeda dengan suku bangsa B, dan sebagainya.
e.      Factor pengalaman unik
Factor pengalaman unik adalah pengalaman yang dialami oelh seseorang dalam hidupnya yang dapat membentuk kepribadiannya sehingga berbeda dengan kepribadian orang lain. Misalnya sensai-sensasi ketika seseorang dalam situasi jatuh cinta.
3.     Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
a.     Fase Pertama (1-2 tahun)
Fase dimana individu mulai mengenal diri dan lingkungsan sekitarnya.
b.     Fase Kedua (3-24 tahun)
Kepribadian ini mulai tampak dengan tpe perilaku khas yang tercermin dari perangai, kegemaran, IQ, dan bakat.
c.      Fase Ketiga (25-28 tahun)
Fase yang sangat singkat dengan ciri kepribadian seseorang tersebut telah mantap dan tetap.

                                                                                             
BAB 2 PERILAKU DAN MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL
A.             Penyimpangan Sosial
1.     Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut oleh masyarakat. Perilaku menyimpang disebut non konformitas, sementara yang tidak menyimpang disebut konformitas. Beberapa batasan tentang perilaku menyimpang :
a.     Menurut Van der Zanden
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal yang tercela, dan diluar batas toleransi.
b.     Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap norma kelompok/masyarakat.
c.      Becker
Perbuatan disebut menyimpang apabila perbuatan itu dinyatakan menyimpang, sehingga penyimpangan bukanlah kualitas dari suatu tindakan melainkan konsekuensi atau akibat dari adanya peraturan dan diterapkannya sanksi-sanksi oleh masyarakat.
2.     Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang
a.     Penyimpangan primer
Merupakan penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang.
b.     Penyimpangan sekunder
Merupakan perbuatan yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang dan perbuatan dari pelaku menyimpang dan perbuatan dari pelaku menyimpang telah menjadi gaya hidupnya sehari-hari.
c.      Penyimpangan individual
Adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seorang yang telah mengabaikan dan menolak norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakatnya.
d.     Penyimpangan kelompok
Adalah penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma mayarakat yang berlaku.
e.      Penyimpangna situasional
Penyimpangan yang dilakukan karena keadaan atau situasi di luar individu sehingga memaksakan individu melakukan perbuatan menyimpang.
f.       Penyimpangan sistematik
Penyimpangan yang disertai organisasi social khusus, status formal, peranan dan nilai atau norma yang semuanya berbeda dengan situasi umum.
3.     Macam-Macam Penyimpangan
Secara umum, macam-macam penyimpangan adalah sebagai berikut :
a.     Tindakan non conform (tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada), misalnya mengenakan sandal ke sekolah, membolos, dan sebagainya. Termasuk dalam kategori ini adalah perilaku-perilaku yang terlalu maju, terlalu rasioal, terlalu baik, dan sebagainya yang dalam tahap tertentu masih dalam taraf  individual peculiarities sebagaimana disebutkan di atas.
b.     Tindakan antisional (melawan kebiasaan masyarakat masyarakat/kepentingan umum), misalnya menarik dari pergaulan, keinginan, bunuh diri, ngebutisme, alkoholisme, dan seterusnya.
c.      Tindakan criminal, misalnya pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, dan seterusnya.
Penyimpangan lain yang dapat dirinci sebagai berikut :
a.     Penyimpangan diterima dan penyimpangan ditolak
Penjahat atauun orang-orang yang sangat baik adalah penyimpang, maka Jack the Ripperdan Florence Nightingale adalah penyimpang. Perbedaannya adalah ditolak dan diterima.
b.     Penyimpangan relative dan penyimpangan mutlak
Dalam kehidupan social yang sebenarnya sukar dijumpai orang ang sepenuhnya menyimpang atau sepenuhnya konformis. Yang mudah dijumpai adalah menyimpang dalam batas-batas tertentu dan konformis dalam batas-batas tertentu, sehingga sukar dijumpai orang yang secara mutlak menyimpang.
c.      Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal
Perilaku korupsi itu jahat, merokok itu merusak kesehatan, serta NAPZA itu merusak jiwa dan raga. Sebagian besar orang tentu setuju dengan pernyataan ini. Namun, apakah kemudian tidak melakukannya? Demikianlah tidak selamanya budaya nyata dan sejalan dengan budaya ideal.
d.     Penyimpangan adaptif
Adalah penyimpangan yang berfungsi sebagai cara menyesuaikan diri terhadap oerubahan-perubahan social dan kebudayaan dalam masyarakat.
4.     Sifat  Perilaku Menyimpang
a.     Penyimpangan negative
Merupakan penyimpangan yang dilakukan cenderung kea rah nilai social yang dipandang rendah dan berakibat buruk.
b.     Penyimpangan positif
Merupakan penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena dianggap mempunyai unsure inovatif, kreatif, dan memperkaya alternative sehingga mengarah pada nilai social yang didambakan.
5.     Teori Penyimpangan
a.     Teori biologi
Menjelaskna tentang bagaimana perilaku menyimpang tersebut hubungannya dengan keadaan biologis, misalnya cacat tubuh bawaan lahir, tipe tubuh tertentu, misalnya endomorph, mesomorph, atau ectomorph, dengan perilaku jahat.
b.     Teori psikologi
Perilaku  menyimpang sering dianggap sebagai penyakit mental. Jadi, orang yang menyimpang itu karena mengalami penyakit mental atau gangguan kejiwaan.
c.      Teori sosialisasi
Proses sosisalisasi yang tidak sempurna, dapat terjadi karena mengalami inferioritas (minder) akibat cacat fisik bawaan lahir atau memperoleh informasi yang tidak lengkap, misalnya tentang kehidupan seksual.
d.     Teori anomie
Anomie adalah kesimpangsiuran norma atau keadaan tanpa norma yang pasti sebagai patokan berperilaku. Mengakibatkan keterpisahan emosional antara seseorang dengan masyarakatnya.
e.      Teori reaksi masyarakat (teori labeling atau pemberian cap)
Pemberian cap ini mendorong individu melakukan serangkaian perbuatan yang merupakan self-fulfilling prophecy (pembenaran peramalan diri) bahwa ia adalah penyimpang.
f.       Teori konflik
Meliputi dua hal, yaitu konflik budaya dan konflik social. Komflik kebudayaan terjadi pada masyarakat dengan cirri pluralitas. Teori konflik social menerangkan bahwa penyimpangan terjadi karena adanya perbedaan norma dan kepentingan diantara kelas-kelas, sehingga suatu perilaku yang tidak sesuai dengan perilaku kelas tertentu dinyatakan sebagai perilaku menyimpang.
g.     Teori pengendalian social
Penyimpangan terjadi karena lemahnya pengendalian social, baik berupa tekanan social maupun pemberian sanksi-sanksi bahwa suatu kejahatan, misalnya mencuri atau memperkosa, tidak selalu diawali oleh adanya niat untuk mencuri atau memperkosa. Namun, karena adanya kesempatan untuk itu, akibatnya lemahnya pengendalian social.
6.     Contoh Perilaku Menyimpang
a.     Kenakalan remaja
Adalah perbuatan yang dilakukan oleh remaja yang tidak sesuai dengan norma terutama norma hukum dan ketika dilakukan oleh orang dewasa dikenal dengan krimiinalistas. Usia yang dikategorikan remaja di Indonesia adalah usia 14-18 tahun. Contoh kenakalan remaja adalah cross boy, cross girl, penganiayaan, perkelahian, seks bebas, narkoba dan perbuatan sejenisnya.
b.     Kriminalitas
Merupakan bentuk aktivitas dan perbuatan  yang dilakukan oleh orang dewasa yang melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh perbuatan kriminalitas adalah pembunuhan, pemerkosaan, korupsi, pencurian, dan sebagainya.
c.      Penyimpangan seksual
Merupakan bentuk aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual tidak sewajarnya. Bentuk penyimpangan seksual diantaranya adalah : homoseksual, transeksual, sadomasokisme, eksibisme, voyeurism, fetihisme.
7.     Media Pembentukan Perilaku Menyimpang
a.     Keluarga
b.     Lingkungan tempat tinggal
c.      Kelompok bermain
d.     Media massa
8.     Factor Penyebab Perilaku Menyimpang
a.     Sikap mental yang tidak sehat
b.     Ketidakharmonisan keluarga
c.      Pelampiasan rasa kecewa
d.     Dorongan kebutuhan ekonomi
e.      Pengaruh media massa dna lingkungan
f.       Keinginan untuk dipuji
g.     Proses belajar yang menyimpang
h.     Kegagalan proses sosialisasi
B.             Pengendalian Sosial
1.     Pengertian Pengendalian Sosial
a.     Roucek Warren
Pengendalian social adalah suatu sitilah kolektif yang mengacu pada proses terencana yang cenderung menganjurkan, membujuk, atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.
b.     Berger
Pengendalian social adalah berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menerbitkan anggota-anggotanya yang membangkang.
c.      Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Pengendalian social adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompook atau masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa pengendalian social adalah cara baik terencana atau tidak terencana yang mengajarkan, membujuk, atau memaksa individu ntuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan, nilai, dan norma yang berlaku.
2.     Tujuan Pengendalian Sosial
Pada dasarnya :
a.     Mencegah terjadinya penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat sehingga tertib social di dalam masyarakat dapat terpelihara.
b.     Memulihkan keadaan akibat terjadinya penyimpangan terhadap nilai dan norma di masyarakat.
Tujuan dari masyarakat :
a.     Eksploitasi, untuk mengendalikan situasi sehingga tidak mengancam kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat.
b.     Regulative, agar dicapai keteraturan social, sehingga warga masyarakat mudah menyesuaikan dirinya dengan tujuan-tujuan masyarakat termasuk mudah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
c.      Konstruktif, untuk mengarahkan perubahan dan kebudayaan kea rah yang diharapkan oleh sebagian besar masyarakat.
3.     Jenis-Jenis Lembaga Pengendalian Sosial
a.     Lembaga kepolisian
Adalah lembaga formal masyarakat yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban.
b.     Lembaga kejaksaan
Adalah lembaga pengendalian formal yang berwenang untuk menindaklanjuti kasus dari kepolisian, menyelidiki, dan memeriksa pelaku penyimpangan.
c.      Lembaga pengadilan
Bertugas untuk mengadili dan memutuskan pelaku penyimpangan.
d.     Lembaga adat
Adalah lembaga yang tidak resmi namun memiliki nilai yang dijunjung tinggi oleh  masyarakat penganutnya.
e.      Tokoh-tokoh masyarakat
Adalah seseorang yang dikagumi, disegani, atau dihormati karena pengaruh atau wibawanya.
4.     Sifat Pengendalian Sosial
a.     Pengendalian social preventif, yaitu pendalian yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran dengan tujuan mencegah terjadinya perilaku menyimpang.
b.     Pengendalian social represif, yaitu pengendalian social yang dilakukan setelah terjad penyimpangan.
c.      Pengendalian social gabungan, yaitu gabungan antara pengendalian social preventif dan represif.
5.     Cara-Cara Pengendalian Sosial
a.     Cemoohan
Dengan cara mencemooh atau mengejek orang atau sekelompok orang yang melakukan tindakan menyimpang.
b.     Teguran
Yaitu suatu bentuk tindakan  pengendalian social dengan cara memberikan teguran atau peringatan.
c.      Pendidikan
Yaitu pengendalian social yang dilakukan secara efektif, maka bentuk-bentuk pengendalian yang lain hanya sebagai pendukung.
d.     Agama
Adalah pengendalian social yang dilakukan dengan mempelajari agama dan melaksanakannya secara sungguh-sungguh sehingga ketika berbuat dosa segera bertobat.
e.      Gossip atau desas-desus
Adalah kabar berita atau kabar burung yang belum tentu benar.
f.       Ostrasisme
Yaitu cara pengendalian social dengan cara mengucilkan orang yang melakukan penyimpang social.
g.     Fraundulens
Yaitu pengendalian social dengan cara melakukan bantuan kepada pihak lain yang dianggap mampu mengatasi masalah.
h.     Intimidasi
Yaitu bentuk pengendalian social dengan cara melakukan penekanan, pemaksaan, mengancam, dan menakut-nakuti.
i.       Hukum
Adalah pengendalian  social yang berupa hukuman bagi pihak atau orang yang melakukan penyimpangan social.
6.     Efektivitas Pengendalian Sosial
Menurut Soetandyo Wignyosubroto, ada beberapa factor dalam masyarakat yang ikut menentukan efektif atau tidaknya pengendalian social, yaitu :
a.     Menarik tidaknya kelompok
b.     Otonomi tidaknya kelompok
c.      Beragam tidaknya norma dalam kelompok
d.     Terjadinya anomie atau tidaknya kelompok
e.      Besar kecilnya kelompok
f.       Toleransi petugas pengendalian social terhadap pelanggaran/penyimpangan yang terjadi.


BAB 3 PENERAPAN PENGETAHUAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
A.             Pemahaman terhadap Wawasan Sosiologis
Wawasan adalah sudut pandang atau cara khusus utnuk mengamati sesuatu menatanya sedemikian rupa sehingga menjadi bermakna dan dapat dipahami. Seorang sosiolog tidak memiliki wawasan yang tunggal tentang objek kajiannya, yaitu masyarakat. Wawasan tersebut dilihat oleh sosiologi sebagai sesuatu yang saling melengkapi. Selain itu, wawasan dari sosiologi dapat dipandang sebagai wawsan yang mencakup banyak hal dan dibangun berdasarkan wawasan dari orang yang hidup dalam masyarakat.
B.             Wawasan Sosiologis
1.     Wawasan Masyarakat
Masyarakat memrupakan sekumpulan manusia yang hidup di suatu wilayah dengan batas wilayah tertentu dan untuk beberapa waktu tertentu.
Wawasan masyarakat yang dimiliki oleh sosiologi dikemukan juga oleh Erving Googman dengan melihat perilaku individunya. Perilaku tersebut mempunyai dua sifat, yaitu :
a.     Sifat duniawi (profane), merupakan hasil dari kewajiban terhadap peran social, resmi, kaku dan tidak dapat ditawar.
b.     Sifat keramat (sacral), yaitu berhubungan dengan masalah pribadi ketika menjadi individu yang sebenarnya, maka pada saat itulah ia bersantai, terbuka apa adanya terhadap orang disekitarnya dan terlepas dari peran sosialnya.
2.     Wawasan Sistem Sosial
System social merupakan sejumlah actor individu yang saling berinteraksi dalam situasi yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik, actor yang mempunyai motivasi dalam artian mempunyai kecendrungan mengoptimalkan kepuasaan, yang berhubungan dengan situasi yang didefinisikan dan diensi dalam seuah term symbol bersama yang terstruktur secara cultural. Adapun syarat dari system social :
a.     Bukan sekedar impersonal
System social tidak hanya memiliki kekuatan impersonal, tetapi juga pada sector yang terbatas pada kehidupan individunya.
b.     Determinastik (menentukan)
Perubahan unsur ditentukan oleh unsur lain karena saling berkaitan. Adapun dua bentuk dari unsur social tersebut adalah :
1)    Suatu bentuk perubahan yang sengaja disusun dalam suatu aspek lain sehingga system tersebut kembali pada keadaan semula.
2)    Suatu perubahan tertentu yang menghasilkan akibat pada aspek lain, sehingga memperbesar perubahan yang terjadi pada system.
Syarat dari system social diantaranya adalah :
a.     System social haarus terstruktur (ditata)
b.     System social harus mendapat dukungan yang diperlukan dari system lain.
c.      Harus mampu memenuhi kebutuhan aktornya dalam proposi yang signifika.
d.     Harus mampu melahirkan partisipasi yang memadai.
e.      Harus mampu mengendalikan perilaku yang berpotensi mengganggu.
f.       Apabila konflik akan menimbulkan konflik maka harus dikendalikan.
g.     Memerlukan bahasa.
3.     Wawasan Kekuasaan dan Konflik
Mempunyai karakteristik :
a.     Setiap saat terdapat proses perubahan dalam masyarakat.
b.     Pertikaian dan konflik terjadi dalam system social.
c.      Elemen kemasyarakatan menyumbang munculnya disintegrasi dan perubahan.
d.     Keteraturan yang terdapat dalam masyarakat berasal dari pemaksaan terhadap anggotanya.
e.      Terdapat peran kekuasaan dalam mempertahankan ketertiban masyarakat dan masyarakat dipersatukan dengan ketidakbebasan yang dipaksakan.
f.       Otoritas dalam masyarakat berperan dalam bentuk terisiratnya.
g.     Masyarkat mempunyai dua wajah, yaitu konflik dan consensus.
4.     Wawasan Individualistik atau Fenomenologis
Meneliti struktur masyarakat yang berttip tolak pada konstruksi individu terhadap dunia social, meliputi tingkah laku yang pantas atau layak dan hierarki status dalam kehidupan. Meliaht perspektif dan penafsiran oleh individu yang berpengaruh dalam masyarakat.
C.             Peran Sosiolog dalam Kehidupan Masyarakat
1.     Sosiologi sebagai Ahli Riset
Sosiolog menggunakan data dan mengumpulkan data sebagai perhatiannya. Sosiolog dapat bekerja memimpin reset ilmiah, kemudian mecari data tentang kehidupan social suatu masyarakat yang selanjutnya diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambil keputusan.
2.     Sosiolog sebagai Konsultan Kebijakan
Ramalan dan prediksi para sosiologi dapat membantu dalam menentukan arah kebijakan social yang meungkin terjadi.
3.     Sosiolog sebagai Teknisi
Sosiolog juga berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka member saran dalam menyelesaikan berbagai masalah hubungan masyarakat dan beberapa masalah social lainnya, sehingga kedudukan sosiolog adalah sebagai teknisi social atau sebagai ilmuwan terapan. Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
4.     Sosiolog sebagai Guru atau Pendidik
Dapat berperan sebgai pendidik atau guru yang menyajikan fakta apa adanya dan tidak menciptakan anggpan negative. Menyajikan fakta secara konkrit apa adanya kepada mereka yang membutuhkan.


==== SELESAI ====

Carrot mobile casino