Penulis : Richard Griffiths, Harry Magee, dan Will
Bloomfield untuk Modest Management.
Terbit : Cetakan I, Juli 2012
Alih bahasa : Debbie Daisy Natalia
Kategori : Non Fiksi, Biografi
Ukuran : 18 x 24 cm
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 288 halaman
ISBN :
978-979-22-8835-3
Dare
to Dream : Life as One Direction adalah buku biografi dari One Direction yang
diwakili secara eksklusif oleh Richard Griffiths, Harry Magee, dan Will Bloomfield.
Di beberapa halaman buku ini, terdapat foto-foto ekslusif oleh fotografer yang
bernama Simon Harris dengan pengecualian beberapa foto masa lampau.
One
Direction ingin membagi pengalaman yang luar biasa kepada para pembaca melalui
buku ini. Louis, Harry, Zayn, Liam, dan Niall tidak menyangka apa yang terjadi
pada mereka sejauh ini. Berawal dari lima anak muda yang tidak saling mengenal,
masuk final The X Factor, lalu
melakukan tour konser pertama, dan merekam album pertama mereka.
Dari
sampul buku ini, terdapat foto lima lelaki dengan ciri khasnya masing-masing
dan tanda khusus bahwa buku ini termasuk 100% official. Huruf-huruf yang
terdapat dalam buku tidak terlalu padat sehingga nyaman untuk dibaca. Hasil
cetakan sangatlah memuaskan, terutama pada foto-foto yang jelas.
Isi buku ini seperti
layaknya buku harian yang diringkas khusus untuk pembaca. Dimulai dari masa
sekolah, memasuki ajang pencarian bakat X Factor, melewati hari Natal bersama
keluarga, mengawali Tahun Baru dengan bekerja, harapan dan perencanaan ke
depan. Selain itu, tentu ada kisah percintaan masing-masing dari lima remaja
bertalenta ini.
Dimulai
dari masa sekolah mereka yang tak terlupakan. Harry Styles dengan band White
Eskimo-nya, Liam Payne yang ketika di TK adalah anak yang agak nakal, Louis
Tomlinson yang sering membuat teman-temannya tertawa, Niall Horan yang ramah,
dan Zayn Malik yang mendapatkan nilai A dalam GCSE (General Certificate of
Secondary Education) Inggrisnya.
Ketika di Bootcamp X Factor, juri menggabungkan mereka yang dari awalnya
adalah solo menjadi kategori group. Setelah show itu, semua anggota band
tinggal di rumah ayah tiri Harry di Cheshire, kemudian mereka mengakrabkan
diri. “Itu pengalaman baru bagi kami semua, karena itu rasanya seperti tinggal
di asrama.” (Hal 22)
Kerja keras
mereka, membawa mereka memasuki babak final X
Factor. “Diberitahu bahwa kami berhasil masuk babak final live adalah momen
yang tidak akan pernah kulupakan.”-Harry (hal
27). “Masuk dalam final tiga besar acara itu memang luar biasa!”-Liam (hal 75). “Sungguh suatu pengalaman yang
luar biasa.”-Louis (hal 126). “Yang
pertama kali kami lakukan ketika kami lolos, selain saling memeluk, adalah
menelepon orangtua kami.”-Niall (hal 166).
Setelah
mengetahui bahwa mereka mendapat juara ketiga, perasaan mereka agak campur
aduk. “Kupikir kami menangis karena acara sudah berakhir.” (hal 217). One Direction dipanggil ke ruang ganti Simon Cowell,
salah satu juri X Factor. Kemudian
tiba-tiba ia berkata, “Kalian bagus sekali dalam show. Sony akan mengontrak
kalian besok pagi.” Gagal menjadi juara pertama tidak membuat semua berakhir
begitu saja, bukan ?
Pada
liburan Natal, masing-masing anggota One Direction pulang menemui keluarga
mereka. Sehari sebelum menjelang Natal, Louis mendapat ucapan selamat ulang
tahun dari keempat temannya itu. Mereka tetap rendah hati ketika berkumpul
dengan teman-teman lamanya. “Aku benci jika orang berpikir aku berusaha membuat
mereka terkesan. Aku tak perlu melakukannya; mereka teman-teman lamaku.”-Harry (hal 32).
Setiap
akhir bab buku ini, terdapat pertanyaan kilat yang dijawab dengan spontan oleh
lima remaja Inggris ini. Ada pertanyaan tak terduga dan sangat menghibur. Dari
jawaban-jawaban mereka yang seadanya ini, bisa disimpulkan bahwa mereka
memiliki kebiasaan yang sederhana walaupun sedang berada di dunia entertainment.
Dari
halaman 284 buku ini, banyak ucapan terima kasih dari One Direction. Dimulai
dari Harry, Liam, Louis, Niall, dan Zayn. Buku ini memiliki hak cipta terjemahan
Indonesia oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Kisah perjalanan mereka hingga
sekarang dengan perencanaan yang mantap, bisa menjadi inspirasi bagi para
remaja untuk berani bermimpi dengan rencana dan mampu melalui proses jatuh
bangun.